Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi semakin berkembang. Hal ini memudahkan kita beraktivitas termasuk dalam berkomunikasi. Sayangnya kemudahan ini bisa jadi pedang bermata dua dengan adanya oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan teknologi untuk menipu.
Saya sendiri sudah mendapat beberapa tawaran seperti di atas dari Whatsapp dan Telegram. Hal pertama yg terbersit di pikiran saya adalah "If it's too good to be true, it probably isn't."
Kita pakai angka terendah, 150.000 per 1 jam, berarti dalam 30 hari sudah mendapat 4.500.000 yg sudah di atas UMR rata-rata di Indonesia. Dan ini kerjanya 1 jam, bukan 6-8 jam seperti layaknya pekerja kantoran. Kenapa ini faktor yg membuat ragu? Karena perusahaan yg bonafide gak akan membuat kesalahan seperti ini. Daripada bayar orang melebihi UMR mending dia bayar bulanan aja gaji UMR, masih banyak kok yg mau kerja gaji UMR, apalagi kerjanya bisa dari rumah.
Biasanya korban yang tergiur akan diiming-imingi uang jasa, tetapi harus bayar pendaftaran atau biaya keanggotaan dahulu. Kemudian penipu akan perlahan menghilang atau mengatakan belum ada proyek untuk si korban.
Berikut ini contoh lain yang mirip :
Bahkan pengirim chat di atas tidak pakai +62, berarti domisili di luar negeri. Saya tidak paham dia bisa mendapat nomor saya dari mana. Begitu saya iseng tanya-tanya nampak bahasanya yg kaku berarti dia menggunakan translator (penerjemah).
Tapi satu hal yang menarik, kenalan saya iseng mengerjakan tugasnya dan betulan ditransfer. Nah, apakah berarti ini bukan penipuan? Sayangnya.... dengan berat hati, saya mengatakan ini masih penipuan. Bedanya dengan yang dulu-dulu adalah, mereka sudah berkembang ke Long con, dan bukan short con.
Dalam Long con (penipuan jangka waktu lama), penipu akan mendapatkan kepercayaan korbannya dulu, bahkan mereka punya modal untuk mentransfer sejumlah uang. Maka setelah beberapa kali transfer, mereka antara membujuk korban untuk mencari korban lain dahulu, atau menawarkan iming-iming imbalan lebih besar dengan syarat korban harus mentransfer sejumlah uang dahulu. Ada beberapa yg meng-istilahkan jadi anggota premium.
Lalu, apa yang terjadi setelah korban mentransfer? Ya bisa ditebak, antara korban diblok dari grup, dikatakan tidak ada proyek, atau malah dighosting dan di forum bisa dikatakan korban tidak mengerjakan tugasnya.
Jadi, sebagai pengingat untuk kita, tawaran yang terlalu indah itu sebaiknya dipikirkan dengan kepala dingin. Logikanya, 1 jam kerja 150.000 itu udah tinggi banget kapasitas kerjanya, di lingkungan dokter udah harus spesialis kalau segitu.
Kembali lagi, saya selalu terbuka untuk diskusi, apakah mungkin teman-teman ada yang punya pengalaman serupa? Atau malah berbeda? Silakan kita diskusikan ya. Dalam kesempatan ini, izinlan saya menutup dengan pernyataan dari Kahlil Gibran:
Money is like love; it kills slowly and painfully the one who withholds it, and enlivens the other who turns it on his fellow man.
Semoga sehat selalu dan salam investasi,
Adrian
Referensi:
Whatsapp
Telegram
Pengalaman pribadi
コメント