top of page
  • Writer's pictureAdrian Tambunan

Aset - Apa saja yang bisa disebut aset?

Aset tentunya kata yang sering kita dengar ketika membicarakan keuangan. Tapi apa saja yang sebenarnya bisa disebut aset? Apakah semua harta yang kita miliki? Baik bargerak maupun tak bergerak? Bagaimana dengan hutang? Mari kita bahas!


Secara garis besar, aset dibagi 3, yaitu:

1. Aset Lancar

2. Aset Investasi

3. Aset Guna


Aset Lancar, adalah aset yang sifatnya mudah dicairkan dalam waktu singkat, dengan sedikit kerugian secara nominal ataupun tidak ada sama sekali. Contoh mudahnya adalah tabungan, deposito, dan mata uang asing.


Aset Investasi, adalah aset yang tidak dapat memberikan sumber pendapatan utama dalam waktu singkat. Baik karena return nya per bulan kecil, ataupun baru menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu lama. Properti yang disewakan, saham, ataupun obligasi adalah beberapa contohnya.


Aset Guna, adalah aset yang digunakan untuk keperluan pribadi maupun keluarga, dan tidak akan digunakan sebagai sumber pendapatan kecuali jika terpaksa. Contohnya adalah rumah yang saat ini ditinggali dan kendaraan yang digunakan secara pribadi.


Setelah ketiga Aset diatas dipahami, maka saatnya kita membahas pembagiannya. Umumnya, manusia akan merasa tabungan yang besar akan menjamin hidup enak di kemudian hari. Tapi hal ini tidak berlaku dalam teori ekonomi, yang mana inflasi akan terus meningkat, hal-hal yang bisa dibeli dengan Rp. 50.000 pada hari ini belum tentu memiliki nilai yang sama 5 tahun kemudian. Oleh karena itu, Independent Financial Advisor(IFA) seperti JOUSKA menyarankan, bahwa aset lancar itu maksimal hanya 20% dari total aset.


Terdengar rendah? Sebenarnya tidak. Hal ini berlaku terutama untuk pekerja yang masih usia produktif, baik penghasilannya dari usaha, ataupun gaji dari perusahaan. Dengan pertimbangan penghasilan per bulan masih aktif, akan sangat sia-sia sendainya uang yang dimiliki hanya bertahan di bank, dengan bunga yang sangat rendah.


Tentu saja jumlah tanggungan juga dipertimbangkan, tapi saran IFA pada tahap ini adalah investasi harus dimaksimalkan, setidaknya 50% dari jumlah aset. Hal ini sudah diperhitungkan agar 10 tahun setelah bekerja, investasi tersebut sudah membuahkan hasil dan kita sudah terbebas secara finansial, jadi prioritas dalam hidup bukan lagi mencari uang, karena uang yang sudah dikumpulkan selama ini telah sampai pada tahap meningkatkan nilainya sendiri.


Too good to be true? Sebenarnya tidak. Mari kita bahas dalam pembahasan berikutnya.

38 views0 comments
bottom of page