top of page
  • Writer's pictureAdrian Tambunan

Kartu Kredit? Untung atau buntung ya.

Salam sehat di kala pandemi,


Kartu kredit! Saya jamin kalau teman-teman pernah isi formulir apapun yang mencantumkan nomor telepon, pasti pernah ditawari untuk mendaftar kartu kredit. Apalagi kalau mereka ada data NPWP dan KTP kita, langsung negebet tuh pihak bank. Sebab mereka bisa cek skor kredit kita(skor kredit ini riwayat pinjam uang dan pernah bermasalah atau tidak), seandainya skor kita bagus pasti langsung ditandai. Berkali-kali CS nelepon dan bilang enggak? Percuma! Selama skor kita bagus nanti giliran nomor telepon kita dioper ke bank lain lagi untuk tawari kartu kredit.


Sebenarnya, saya juga awalnya ogah banget punya kartu kredit, gak suka hutang! Belum lagi bayar iurannya padahal gak dipakai, rasanya sayang banget.

Setidaknya, itu pemikiran saya dulu ya, tapi begitu mendalami lebih banyak pengalaman-pengalaman senior pengguna kartu kredit, lalu menelaah etika dan regulasi tiap kartu kredit yang ditawarkan ke saya, akhirnya saya memutuskan mendaftar kartu kredit, karena positifnya cukup bermanfaat asalkan kita pandai memakainya.


Alkisah


Kartu kredit pertama saya, sesuai dengan bank pertama saya menabung, BCA. Ini ceritanya tahun 2016, pilihan verifikasi via video call dan lain-lain gak ada. Si verifikator akan memastikan data kita via telepon, lalu langsung kunjungan rumah. Ini untuk memastikan keaslian data, dan tentunya kalau kredit tidak dibayar apakah yang bersangkutan sanggup melunasi dengan aset yang dimiliki? Begitu kunjungan rumah dan interview, formulir yang kita tandatangani akan dibawa kembali ke bank, setelahnya tinggal tunggu Acc dan notifikasi kartu sedang dikirim deh.

Bisa dibilang, sudah berbeda banget proses verifikasinya dibandingkan sekarang, dengan semakin canggihnya teknologi dan adanya e-signature (tanda tangan elektronik), verifikator bahkan tidak perlu ketemu kita untuk mengecek dan mengesahkan permohonan kartu kredit kita. Begitu KK(Kartu Kredit ya, bukan Kartu Keluarga) tiba, biasanya datang dengan keadaan tidak aktif, jadi bisa pakai SMS, aplikasi, atau telepon untuk verifikasi data ulang sekaligus pengaktifan kartu. Kita akan diminta untuk langsung membuat PIN 6 angka (usahakan ingat terus ya). Khusus untuk pembelian online, akan diminta mengisi CVV (3 angka di belakang kartu), untuk membuktikan KK-nya memang sudah kita pegang.

Sebagai catatan, hal yang berubah dibanding dulu adalah, perubahan verifikasi penggunaan KK dari tanda tangan menjadi PIN. Hal ini menjadikannya lebih aman mengingat tanda tangan bisa ditiru, sedangkab PIN, asalkan kita hati-hati harusnya hanya kita yang tahu(jangan buat tanggal lahir ya).


Pertama, kita bahas fitur di kartu kredit dulu, beberapa hal yang penting diketahui adalah:

- Tanggal penagihan (supaya tidak terlambat membayar penagihan)

- Iuran tahunan (ini bisa dianulir, jika belanja kita mencapai angka tertentu)

- Penggunaan PIN dalam penggunaan langsung, dan OTP (One time password) ketika pembelanjaan online. (Tidak boleh dishare ke siapapun, meskipun pegawai bank)

- Program mengubah transaksi menjadi cicilan (usahakan pilih yg 0%). - Fitur tarik tunai via ATM (tidak saya sarankan, bunga biasanya tinggi).

- Konversi otomatis ketika transaksi di luar negeri (harus ada logo Visa, Mastercard, atau JCB). Tergantung bank, konversi biasanya dengan rate sesuai pasar.

- Terakhir, dan ini yang paling penting bagi beberapa orang, adalah fasilitas miles atau reward point dari bank. Miles memiliki konversi rata-rata Rp 5.000-10.000 per poin, tergantung bank-nya. Miles ini bisa digunakan kembali untuk belanja retail, tukar tiket penerbangan, hotel, ataupun potong biaya iuran.

Setelah jelas fiturnya, di skenario apa sih mempunyai kartu kredit bisa untung? - Cicilan 0%. Skenariokan membeli HP Iphone 20.000.000, dicicil 12 bulan, berarti setiap bulan Rp 1.666.666. Jadi, setelah bayar cicilan pertama, anda memiliki uang Rp18.333.334 yang bisa digunakan utk kegiatan lain, bisa investasi, usaha, deposito, ataupun untuk biaya hidup. Untuk contoh kasus, saya jabarkan sebagai berikut, dengan catatan sisa pembelian digunakan untuk investasi P2P berbunga 12% per tahun :

Bulan

1

20000000

2

18.333.334

1%

183.333

3

16.666.667

1%

166.666

4

15.000.000

1%

150.000

5

13.333.334

1%

133.333

6

11.666.667

1%

116.666

7

10.000.000

1%

100.000

8

8.333.334

1%

83.333

9

6.666.667

1%

66.667

10

5.000.000

1%

50.000

11

3.333.340

1%

33.333

12

1.666.674

1%

16.667

Total

1.100.000

Dalam tempo 1 tahun, total keuntungan kita Rp 1.100.000 dibanding dengan membeli cash. Tentunya skenario ini dapat terjadi dengan catatan cicilan berbunga 0%, dan investasi yang bunganya 12% per tahun. Tergantung dari faktor-faktor tersebut, angka keuntungan yang didapat memang relatif.

- Miles. 1 poin per Rp10.000 terdengar tidak banyak, belanja 20.000.000 baru dapat 2.000 poin, tetapi ini contoh paling minimal, beberapa kartu lain ada yg 3 hingga 10 poin per 10.000, tergantung jenis kartunya dan tempat pembelanjaannya.

Kalau melihat angka di atas, tentunya kita harus belanja gila-gilaan dulu baru bisa merasakan keuntungan poin dan miles dari kartu kredit. Tetapi sebenarnya tidak harus "kita" yang belanja. Dengan kata lain, pada kesempatan ini saya menyinggu jastip. Ya, jasa titip saat kita jalan-jalan di suatu daerah ataupun malah luar negeri. Dengan kata lain, meskipun margin kita sedikit saat menjual kembali barang tersebut, kita sudah mendapat keuntungan dari belanja itu sendiri berupa poin kartu kredit yang tentunya bisa digunakan lagi untuk belanja maupun traveling berikutnya.


Saya buatkan kompilasi keuntungan beberapa kartu kredit yang saya tahu:


BCA :

  1. Varian Batik : Free Starbucks di bandara (Hemat 60.000 per cup)

  2. Varian Tiket.com Extra poin Tiket.com saat belanja (khusus BCA varian Tiket.com)

  3. Varian Blibli.com Extra poin Blibli saat belanja (khusus BCA varian Blibli)


Citibank:

  1. Welcome reward (Berupa miles, dengan minimal pembelanjaan tertentu)

  2. Varian Garuda Extra bagasi gratis, extra miles ketika pembelian tiket pesawat Garuda


BNI :

  1. Sering promo di supermarket

  2. Level Platinum Free lounge bandara (peraturan sering berubah, harap pastikan dulu ke lounge untuk memastikan.


Mandiri :

  1. Sering promo di mall dan website belanja

  2. Varian Traveloka Ekstra poin setiap pembelanjaan di Traveloka

CIMB : Free iuran seumur hidup


Mega : Diskon di kafe Coffeebean, promo di Transmart


Jadi, kesimpulannya apa nih? Ya jelas, Kartu Kredit sangat berguna jika anda:

- Traveler rutin (minimal 1x per bulan)

- Shopper

- Reseller

- Usaha Jastip

- Investor aktif


Dan, yang harus dihindari adalah:

- Overlimit

- Terlambat bayar

- Bayar tidak mencapai batas minimal

- Mem-foto CVV dan tak sengaja meng-share ke pihak ketiga.


Saran tambahan dari saya adalah, aktif memfollow up program promo dari kartu kredit tersebut, karena sering ada reward bonus ataupun extra miles yang cukup worth it untuk dikejar apalagi jika benda yang dibeli menggunakan KK adalah tipe produktif ataupun sesuatu yang rencananya dijual kembali. Untuk Annual fee, jangan segan untuk menelepon CS Kartu Kredit anda untuk permohonan anulir biaya iuran. Jarang mereka menolak apalagi kalau kita arahkan untuk menon-aktifkan kartu kredit jika ditolak.


Ada banyak hal lain untuk tips dan trik perihal kartu kredit, tapi untuk saat ini mungkin itu dulu yang bisa saya share.


Selamat sukses dan salam investasi.


Referensi :


- Pengalaman pribadi





bottom of page